Kenapa Pesawat Bermesin Jet Tidak Dapat Menembus Awan Debu Vulkanik?

Banyak penerbangan dibatalkan akibat awan vulkanik dari gunung yang meletus di Islandia. Mobil & bis masih bisa beroperasi di Eropa, kalau begitu kenapa pesawat jet tidak bisa terbang menembus awan vulkanik?



Jawaban singkatnya adalah karena debu / awan vulkanik terbuat dari pecahan2 kecil kaca yang dapat mematikan mesin jet. Jadi mesin jet itu menghisap udara dalam jumlah banyak lalu dicampur dengan bahan bakar, dibakar, dan menghasilkan energi.


Ketika pecahan2 kecil kaca vulkanik ini terhisap ke dalam turbin udara mesin jet, mereka akan meleleh dan menyatu ke bagian2 mesin. Titik didih debu vulkanik itu sekitar 1,100 Celsius.


Tapi mesin jet beroperasi pada temperatur sekitar 300 derajat lebih panas dari itu. Jadi kaca2 itu bisa meleleh dan menempel ke selang bahan bakar dan baling2 turbin, dibanding udara yang biasanya hanya numpang lewat di dalam mesin.

Hasilnya: mesin jet bisa berhenti.

Debu vulkanik berkumpul pada ketinggian di mana pesawat-pesawat komersial biasa beroperasi. Tapi kalau di dataran rendah, debu itu terurai, maka tidak menimbulkan efek yang serupa pada mobil, kereta, atau kapal laut.

Menurut Boeing, salah satu produsen pesawat komersial terbesar, mengatakan bahwa telah terjadi sekitar 90 insiden dimana pesawat dirusak oleh debu vulkanik selama 3 dekade terakhir.

Kasus terparah terjadi pada pesawat British Airways jurusan London menuju Auckland, Selandia Baru. Pada tanggal 24 Juni 1982, Boeing 747-200 terbang menembus debu vulkanik dari Gunung Galunggung di Indonesia.

Seluruh mesin jet nya ada 4, langsung mati dalam waktu 1 menit. Pesawat langsung drop dari ketinggian 36,000 kaki ke 13,000 kaki sampai kru pesawat akhirnya berhasil menghidupkan kembali mesin satu persatu.

Pilot menemukan bahwa mesin jet sering dapat kembali dihidupkan ketika pesawat turun ke ketinggian yang lebih rendah, karena kaca2 vulkanik pada bagian2 mesin tadi mengeras, pecah, dan runtuh dari mesin jet.

Pesawat British Airways tadi mendarat dengan aman di Jakarta, tapi debu vulkanik telah menutupi kaca depan pesawat, membuat pilot kesulitan melihat landasan pacu untuk mendarat.

Debu vulkanik jarang terlihat di radar cuaca pesawat, karena radar tersebut di desain untuk mendeteksi kelembaban (awan petir) dan debu vulkanik terlalu kering - atau partikelnya terlalu kecil untuk terbaca oleh radar. Lagipula, debu vulkanik tidak terlihat pada malam hari.

Sumber :
edyworld.blogspot.com

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails